A Story of The Girl And Her Daydreaming #3

[A Sheet of Paper]
-3-

25 Desember


Hari telah berganti. Mentari tepat menampakkan wajahnya. Namun sinarnya masih malu-malu untuk memamerkan cahayanya yang hangat.

Aku melihat kearah jendela. Membayangkan bagaimana jika aku berada diluar saat itu. Sejuk, pastinya. Setelah dipikir-pikir kembali, rupanya bukannya matahari terlalu malu untuk menampakkan pancarannya, namun ternyata memang kala itu Tuhan menginginkan awan untuk memuntahkan segala isi perutnya.

Ya, tak lama kemudian rintikan kecil berjatuhan…

Aku memandangi langit kelabu. Hawa dingin perlahan masuk melalui celah-celah ventilasi rumah. Aku menghembuskan napas. Ternyata, hal yang serupa terjadi pada diriku sendiri.

Sunyi, kelabu. Seperti biasa, tidak ada tanda-tanda special muncul dihari itu. Namun kali ini hari itu lebih buruk dari yang kukira. 

Penghujung tahun… bulan Desember. Aku pernah mengatakannya, bukan? Bahwa bulan ini adalah bulan terfavoritku. Namun tahun ini, aku perlu memikirkannya kembali dengan keras. Bulan ini… bulan terfavorit dengan segala bencana yang terjadi di negara ini?

Aku tertampar oleh kenyataan itu. Kenyataan bahwa mungkin, bisa jadi, dan akan. Bahwa hari itu akan segera tiba. Terlepas dari hari itu, perlu direnungi kembali… untuk apa Dia menunjukkan kuasa-Nya dengan tiba-tiba? Bukankah tak lain hanya sebagai peringatan? Peringatan untuk para hamba-Nya yang semakin lama semakin berpaling. Tidak tahu diri. Terlalu arogan.

Dan saat itu juga aku disadarkan oleh kenyataan bahwa salah satu anggota keluargaku diberi-Nya sebuah ujian yang tidak kalah berat.

Namun terlepas dari itu semua, aku mencoba untuk menerima kenyataan. Bahwa ujian yang bertubi-tubi ini, ada hikmah yang luar biasa didalamnya.

Biarkan awan menangis, karena tak lain ia membawa keberkahan yang amat dahsyat. Biarkan awan kelabu, karena tak lain ia ingin menyejukkan pikiran para insan yang sedang diuji. Biarkan diri ini merasakan sakit, merasakan pedih, merasakan susah, karena tak lain agar meninggikan derajatnya dimata Tuhannya.

Komentar

Postingan Populer