A Story of The Girl And Her Daydreaming #5

 A Sheet of Paper

-5-

Ujian


Di malam yang sunyi kala itu, hujan tak berkesudahan menemaninya. Ia bersandar dipojok kasur, sambil menatap layar ponselnya yang masih kelap-kelip. Menandakan pesan masuk.

Ia menghembuskan napasnya dengan berat. Masih banyak hal yang perlu ia lakukan, namun seakan terhambat. Mengapa banyak sekali cobaan di hidupnya akhir-akhir ini? Gadis itu sempat berpikir demikian. Sedikit tidak terima dengan kuasa Tuhannya yang memberikan ia cobaan yang tak berkesudahan. 

Matanya mulai memanas. Tak lama kemudian genangan air yang beberapa saat yang lalu bersemayam dibawah matanya, kini turun deras. Kali ini, rupanya langit dan dirinya mempunyai cerita yang sama... kesedihan.

Seperti patung, ia hanya melihat ponselnya yang baru saja berbunyi. Ia memilih tidak mengangkat telepon itu. Ia hanya memandangi sembari air matanya yang terus berjatuhan. Bukannya dirinya tidak ingin berkata, namun, ia tidak tahu harus bagaimana menghadapinya.

Beberapa hari belakangan, ia merasa ada sesuatu hal yang aneh didalam dirinya. Ia merasa segala hal yang ia lakukan merupakan suatu kesalahan. Maka dari itu, kali ini ia mencoba untuk diam. Meskipun ia tahu, itu tidak menyelesaikan masalah.

Entah mengapa, dirinya yang dahulu selalu ceria dan optimis menghadapi suatu hal, kini berubah. Ia seakan takut dengan apa yang akan ia hadapi kedepannya. Ia terlalu takut untuk mengambil resiko.

Ia memejamkan matanya. Sudah lama ia tidak menangis seperti ini. Dilihatnya jam dinding. Pukul 00:58. 

Sudah hampir sejam ia menangis. 

Sambil menenggelamkan wajahnya ke dalam selimut, ia meminta kepada Tuhannya untuk membantunya menyelesaikan masalah ini. Karena ia benar-benar merasa sudah tidak mampu menghadapi berbagai cobaan ini. 

Ia sudah pasrah dengan apa yang terjadi. Ketika usaha sudah dilakukan, maka tahap terakhir yang bisa dilakukan manusia adalah pasrah. Dengan harapan yang terbaik.

Komentar

Postingan Populer