Being An Influencer

Assalamu'alaikum wr. wb.

Sekarang zamannya millenial. Yang mana disetiap jam, menit, bahkan detik pun berbagai macam berita itu gampang banget tersebar, gampang banget jadi viral. Jadi emang harus hati-hati dalam ber-medsos. Apalagi yang punya akun followers banyak gitu. Nah, btw soal followers banyak itu kan termasuk ciri-ciri "Influencer" banget ya, if u know what I mean hahaha.

Ngomong-ngomong soal Influencer, siapa diantara kalian yang punya seseorang yang dijadikan sebagai Influencer? Entah seseorang itu terkenal, ataupun tidak. Siapa nih yang punyaa? Kalo aku sih punya, jelas. Orang bege seperti ini harus punya pandangan biar nggak bege berkelanjutan. XD wkwkwk.

Nah dengan kata lain, kalo kalian punya seseorang yang dirasa menjadi motivasi kalian, menjadi tokoh penting bagi kalian, dan menjadi panutan kalian, dan istilah-istilah sejenis lainnya, perlu digaris bawahi banget soal, "Pola pikir," iya. Karena apa? Itu penting. Kalo pola pikir mereka beda dengan keyakinan kita, apakah iya kita dengan senang hati mengikuti "ajaran" mereka? Mengikuti "perkataan" mereka? Sementara keyakinan kita yang paling penting dan yang harus dipriotitaskan adalah iman islam. Masih tanya kenapa? Ya karena agama kita islam. Unsur terpenting yang ada didalam hidup kita. Yang mana dari cara beradab sampai cara beribadah semua sudah diatur. Pola pikir? Tentu saja diatur. Tanpa kita sadari, kalau kita sudah terbiasa mengamalkan apa yang sudah tertera di Al Qur'an dan Hadits, aku yakin, pola pikir kita akan berubah, menjadi baik dan lebih baik.

Kalo kita nih, nge-follow akun selebgram, influencer, dan lain-lain yang sejenisnya tanpa "menyaring" perkataan dan tingkah laku mereka, ya sudah... rusak tuh. Rusak hati kita, rusak iman kita. Ditambah pergaulan dan lingkungan yang sama "buruk"-nya. Naudzubillah.

Maka dari itu, meskipun "mereka" adalah orang-orang yang luar biasa, tapi jika pola pikir mereka tidak sesuai dengan aturan kita, tinggalkanlah. Jika tidak, ambillah yang baik saja, yang tentunya sesuai aturan kita. Dan MESKIPUN juga SESEORANG ITU BERAGAMA ISLAM, bukan berarti pola pikir yang dia utarakan itu BENAR adanya. Bisa jadi itu malah MENYIMPANG.

Curhat dulu guys, dulu aku pernah punya seseorang yang sangat memotivasi, aku ngikutin perkembangannya beliau banget. Mulai dari followers-nya 10-an ribu sampe beratus-ratus ribu. Bener-bener mulai dari beliau awal-awalnya aktif nge-vlog, masih aktif blog (meskipun blognya jarang kubuka wkwk), sampe beliau terkenal banget banget dan banget. Dan suatu ketika, waktu aku i'tikaf Ramadhan tahun ini, aku dikasih lihat sama temenku tulisannya beliau di blog yang.... oh, God. Inikah si ***** (jangan mencoba menebak siapapun ya, teman. siapapun itu, aku nggak mau bilang namanya) yang aku kenal? Seketika dramatis, seketika langsung ada sesuatu yang menusuk, sakit pol. Pokoknya intinya beliau nggak terlalu memikirkan tentang adab/perilaku, dan dilarang/tidaknya beberapa aturan dalam Islam, it seems that she totally ignored it at all. Dan mulai dari situ, detik itu juga aku memutuskan untuk unfollow beliau. Ya gimana enggak, aneh aja gitu mandangnya. Jadi ilfeel plus kecewa. Tapi lebih ke kecewanya. Banget. Dan sampe sekarang pun masih kecewa.

Mungkin pernah kita berpikir bahwa hal seperti itu benar adanya, mungkin pikiran kita tanpa disadari mengarah kesana, dan mungkin pula diantara kalian merasa bahwa hal itu sudah ada didalam diri kalian, sejatinya itu adalah bisikan setan. Lah, ngakak, Fir. Kok mengarah ke setan?

Gini, gini... bukan bermaksud bahwa seseorang yang aku maksud itu sesat atau apalah, cuma walaupun ilmu aku sedikit banget kek pritilan nasi, tapi secara logika, pemikiran seperti itu tidak bisa dibilang hal yang sepele. Ehm. Baru nyadar diriku belum memberi contoh wkwkwk. Jadi misal kaya menganggap sepele hal-hal yang dilarang Allah. Misal kaya menjadikan agama sebagai lelucon, terus nggak peduli antara mahram atau bukan, dan hal-hal yang mendekati zina.

Nah, dari itu semua paham kan apa maksudku? Kenapa aku bawa nama setan ya karena emang sebenernya disekeliling kita itu kurang lebih setan... coba aja bayangin, setan itu dari zaman Nabi Adam sampe sekarang kan belum ada yang mati. Matinya pas hari kiamat, dan setan itu bisikannya luar biasa sekali. Nah kalo kita termakan dengan "konten" atau ucapan atau pola pikir mereka, kalo iman kita lemah, ya bakal terjerumus. Pernah nggak kalian kepikiran gini, "Ah, apaan sih. Cuma pegang doi dikit aja masa nggak boleh," atau, "Kan gue niatnya cuma bercandaan doang, ga ada unsur pengen menghina agama," atau gini,"Yah, cuma chattingan ama doi aja kok nggak pegangan, kan ngga dosa." HAYOOOO siapaaaaaa XD. Ya itu tuh, pemikiran kayak gitu itu dari setan.

Orang ada hadits yang intinya tuh kalo misal kita mau ngelakuin sesuatu yang sunnah, misal kaya sholat dhuha, sholat tahajud, dll. Kalo kita mikir, "Ah... ga usah aja ya, lain kali. Toh sunnah." Itu udah termasuk hasutan setan. Apalagi yang begitua wkakaka.

Nah maka dari itu, kita harus pilah yang bener. Yang mana yang baik, yang mana yang buruk. Kalo misal hati kita nggak sreg untuk suatu hal, tinggalkan saja. Toh tujuan kita akhirnya ke akhirat.

Akhir kalam, hanya bermaksud mengingatkan aja. Saya disini juga masih belajar. Intinya kita saling mengingatkan satu sama lain. Semoga bermanfaat, dan semoga kita selalu berada dibawa lindungan-Nya. Aamiin.

Wassalamu'alaikum.


Komentar

Postingan Populer